Dracin Terbaru: Aku Mencintaimu Seperti Proyek Yang Gagal Diselamatkan
Aku Mencintaimu Seperti Proyek yang Gagal Diselamatkan
Lampu-lampu kota gemerlapan di bawah sana, memantulkan binar palsu di mataku. Angin malam musim gugur menusuk tulang, tapi tidak setajam tatapannya beberapa jam lalu. Tatapan yang seharusnya penuh cinta, kini dipenuhi keangkuhan yang membuatku muak.
"Kita selesai, Li Wei," bisiknya, suaranya lembut seperti angin kematian.
Aku hanya mengangguk. Tidak ada air mata. Tidak ada amarah. Hanya kekosongan yang merambat seperti racun di nadiku. Aku mencintainya seperti aku mencintai sebuah proyek ambisius yang gagal diselamatkan. Semua waktu, tenaga, dan harapan, terbuang percuma.
Senyumnya, dulu, adalah matahari bagiku. Kini, hanya topeng yang menutupi jiwa yang busuk. Pelukannya, dulu, adalah tempat berlindung dari badai. Kini, hanya jerat yang menyesakkan. Janji-janjinya, dulu, adalah bintang penuntun. Kini, hanya belati yang menghunus jantungku perlahan.
Lima tahun. Lima tahun bersamanya terasa seperti mimpi indah yang berubah menjadi mimpi buruk abadi. Aku memberinya segalanya. Bahkan hatiku, yang seharusnya kujaga baik-baik, kuserahkan padanya tanpa syarat. Dan apa yang kudapatkan? Pengkhianatan. Kebohongan. Penghancuran.
Tapi aku, Li Wei, tidak akan membiarkannya melihatku hancur. Aku akan tetap berdiri tegak, elegan, seolah tidak terjadi apa-apa. Aku akan menyembunyikan luka ini di balik gaun sutra, di balik senyum yang mempesona. Aku akan membuatnya menyesal. Bukan dengan darah, bukan dengan kekerasan. Tapi dengan penyesalan abadi yang akan menghantuinya setiap malam.
Beberapa bulan kemudian, ia berlutut di hadapanku. Memohon ampun. Memohon kesempatan kedua. Air mata membasahi wajahnya yang dulu begitu kubanggakan.
"Li Wei, aku salah. Aku mohon, maafkan aku!"
Aku tersenyum. Senyum yang dingin, mematikan, menawan.
"Aku sudah memaafkanmu, Lin Jian," ujarku lembut, selembut embusan racun. "Tapi, aku tidak akan pernah melupakanmu."
Kulihat matanya membesar, menyadari apa yang telah kulakukan. Aku telah menghancurkan hidupnya, kariernya, reputasinya. Aku telah membuatnya merasakan sakit yang sama, bahkan lebih dalam.
Saat ia jatuh berlutut, hancur dan sendirian, aku berbalik dan melangkah pergi. Tidak ada kepuasan dalam hatiku. Hanya rasa pahit yang menyelimuti rasa manis dari balas dendam ini.
Cinta dan dendam… lahir dari tempat yang sama, bukan?
You Might Also Like: 0895403292432 Jualan Skincare Peluang