Seru Sih Ini! Aku Mencintaimu Sampai Nama Kita Terhapus Dari Ingatan Langit
Aku Mencintaimu Sampai Nama Kita Terhapus dari Ingatan Langit
Embun pagi merayapi kelopak peony di taman tersembunyi Paviliun Bulan. Di sana, Lin Wei mendongak, matanya yang jernih mencari secercah kebenaran di balik tabir kepalsuan yang menjerat hidupnya. Ia adalah anak haram, disembunyikan dari dunia, hidup dalam bayang-bayang kakak tirinya, Lin Xiulan.
Lin Xiulan, bak bunga teratai yang mekar sempurna, mempesona semua orang dengan kecantikannya. Namun, di balik senyum manisnya, tersembunyi hati yang busuk. Ia merebut tunangan Lin Wei, Pangeran Zhao, dan memutarbalikkan fakta, menjadikan Lin Wei tampak sebagai pengkhianat.
"Wei'er," bisik Li Wei pada dirinya sendiri, suaranya lirih seperti desahan angin. "Mengapa kau tega?"
Narasi berlanjut dengan adegan-adegan yang melukiskan kontras tajam antara kedua wanita itu. Lin Wei, dengan kebaikan dan ketulusannya, selalu dikalahkan oleh kelicikan Lin Xiulan. Pangeran Zhao, dibutakan oleh pesona palsu Lin Xiulan, mempercayai setiap kebohongan yang dilontarkan padanya.
"CINTA itu buta," gumam Lin Wei suatu malam, menatap bulan yang bersinar sendirian di langit. "Atau, mungkin, hanya aku yang dibutakan."
Konflik semakin menekan ketika Lin Wei menemukan surat-surat rahasia yang membuktikan kejahatan Lin Xiulan. Surat-surat itu mengungkap rencana Lin Xiulan untuk menghancurkan keluarga Lin, merebut kekuasaan, dan mengendalikan Pangeran Zhao sepenuhnya.
Puncaknya terjadi saat perayaan ulang tahun Pangeran Zhao. Lin Wei, dengan keberanian yang baru ditemukan, muncul di hadapan semua orang, membawa bukti-bukti yang memberatkan Lin Xiulan.
"Kebohongan memiliki kaki yang pendek, Xiulan!" serunya, suaranya bergema di seluruh aula.
Lin Xiulan mencoba mengelak, namun kebenaran terlalu kuat untuk disembunyikan. Pangeran Zhao, terkejut dan merasa dikhianati, akhirnya melihat wajah asli wanita yang dicintainya.
KEBENARAN menyakitkan. Pengkhianatan MEMBAKAR.
Lin Wei, dengan hati yang hancur namun dipenuhi tekad, memilih jalan balas dendam yang tenang. Ia tidak membunuh Lin Xiulan, ia tidak mencelakainya secara fisik. Ia hanya mengungkap semua kejahatannya di hadapan publik, menghancurkan reputasinya, dan membuatnya kehilangan semua yang dimilikinya.
Adegan terakhir menunjukkan Lin Wei berdiri di Paviliun Bulan, menatap ke kejauhan. Lin Xiulan, kini hanya bayangan dari dirinya yang dulu, berlutut di hadapannya, memohon ampun.
Lin Wei tersenyum tipis, senyum yang menyimpan perpisahan abadi. "Aku mencintaimu, Xiulan," bisiknya, suaranya sedingin es. "Sampai nama kita terhapus dari ingatan langit."
Lin Wei berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Lin Xiulan yang menangis tersedu-sedu di tengah kegelapan.
Dan, di kejauhan, seorang pria dengan jubah hitam memperhatikan kejadian itu, bibirnya menyunggingkan senyum misterius. Apakah ini akhir dari segalanya, atau justru awal dari permainan yang lebih rumit?
You Might Also Like: 0895403292432 Jual Skincare Untuk Ibu