HPK

mesothelioma survival rates,structured settlement annuity companies,mesothelioma attorneys california,structured settlements annuities,structured settlement buyer,mesothelioma suit,mesothelioma claim,small business administration sba,structured settlement purchasers,wisconsin mesothelioma attorney,houston tx auto insurance,mesotheliama,mesothelioma lawyer virginia,seattle mesothelioma lawyer,selling my structured settlement,mesothelioma attorney illinois,selling annuity,mesothelioma trial attorney,injury lawyer houston tx,baltimore mesothelioma attorneys,mesothelioma care,mesothelioma lawyer texas,structered settlement,houston motorcycle accident lawyer,p0135 honda civic 2004,structured settlement investments,mesothelioma lawyer dallas,caraccidentlawyer,structured settlemen,houston mesothelioma attorney,structured settlement sell,new york mesothelioma law firm,cash out structured settlement,mesothelioma lawyer chicago,lawsuit mesothelioma,truck accident attorney los angeles,asbestos exposure lawyers,mesothelioma cases,emergency response plan ppt,support.peachtree.com,structured settlement quote,semi truck accident lawyers,auto accident attorney Torrance,mesothelioma lawyer asbestos cancer lawsuit,mesothelioma lawyers san diego,asbestos mesothelioma lawsuit,buying structured settlements,mesothelioma attorney assistance,tennessee mesothelioma lawyer,earthlink business internet,meso lawyer,tucson car accident attorney,accident attorney orange county,mesothelioma litigation,mesothelioma settlements amounts,mesothelioma law firms,new mexico mesothelioma lawyer,accident attorneys orange county,mesothelioma lawsuit,personal injury accident lawyer,purchase structured settlements,firm law mesothelioma,car accident lawyers los angeles,mesothelioma attorneys,structured settlement company,auto accident lawyer san francisco,mesotheolima,los angeles motorcycle accident lawyer,mesothelioma attorney florida,broward county dui lawyer,state of california car insurance,selling a structured settlement,best accident attorneys,accident attorney san bernardino,mesothelioma ct,hughes net business,california motorcycle accident lawyer,mesothelioma help,washington mesothelioma attorney,best mesothelioma lawyers,diagnosed with mesothelioma,motorcycle accident attorney chicago,structured settlement need cash now,mesothelioma settlement amounts,motorcycle accident attorney sacramento,alcohol rehab center in florida,fast cash for house,car accident lawyer michigan,maritime lawyer houston,mesothelioma personal injury lawyers,personal injury attorney ocala fl,business voice mail service,california mesothelioma attorney,offshore accident lawyer,buy structured settlements,philadelphia mesothelioma lawyer,selling structured settlement,workplace accident attorney,illinois mesothelioma lawyer

Cerpen Seru: Kau Pergi Tanpa Pamit, Tapi Meninggalkan Kemejaku Dengan Air Mata

(Suara hujan lirih, seperti bisikan yang tak sampai)

Hujan di atas makamnya hari ini, sama seperti hari ia pergi. Tanpa pamit. Dinginnya menembus tulang, mengingatkanku pada tatapan terakhirnya – kosong dan beku. Aku masih menyimpan kemejanya. Kemeja biru kesukaannya, yang kini berbau tanah dan air mata. Air mataku. Bukan air matanya. Ia tidak pernah menangis.

Bayangan itu selalu ada. Menari di sudut mata, di balik tirai yang bergoyang ditiup angin malam. Bayangan Lin Wei. Dulu, kekasihku. Sekarang, hanya sepotong ingatan yang menolak lenyap.

Tiga bulan berlalu sejak kecelakaan itu. Tiga bulan aku mencoba menerima. Tiga bulan Lin Wei menjelma menjadi kabut tipis yang mengitari hidupku. Aku bisa merasakannya, tapi tak bisa menyentuhnya.

(Desahan panjang, hening)

Aku tahu ia kembali. Bukan untuk menakutiku. Bukan untuk menghantuiku. Ada sesuatu yang belum selesai. Sesuatu yang mengikat jiwanya di antara dunia ini dan dunia sana.

Setiap malam, aku bermimpi tentangnya. Mimpi yang sama. Ia berdiri di persimpangan jalan, matanya memohon. Mulutnya mengucapkan kata-kata yang tak bisa kutangkap. Hanya gumaman. Hanya bisikan. Hanya kesunyian.

Aku mulai mencari. Mencari petunjuk yang ditinggalkannya. Mengunjungi tempat-tempat yang dulu sering kami datangi. Kafe kecil di tepi sungai, tempat kami pertama kali bertemu. Taman kota, tempat kami berjanji untuk selalu bersama. Rumahnya, yang kini kosong dan berdebu.

Di rumahnya, di laci meja kerjanya, aku menemukan sebuah kotak. Kotak kayu kecil dengan ukiran bunga sakura. Di dalamnya, ada sebuah kalung. Kalung perak dengan liontin berbentuk bulan sabit. Kalung yang sama persis dengan yang kulihat di leher seorang wanita tua di pasar malam beberapa hari yang lalu.

(Detak jantung semakin cepat)

Aku mencari wanita itu. Menemukannya di sebuah gubuk reyot di pinggiran kota. Ia buta. Tapi ia bisa merasakan kehadiranku. Ia tahu siapa aku.

"Lin Wei memberikannya padaku," katanya dengan suara serak. "Sebagai jaminan."

Jaminan? Jaminan untuk apa?

Wanita itu bercerita. Tentang Lin Wei yang meminjam uang darinya untuk biaya pengobatan ibunya. Tentang janji Lin Wei untuk membayarnya kembali. Tentang Lin Wei yang TIDAK PERNAH kembali.

Kebohongan. Selama ini, aku percaya bahwa Lin Wei adalah anak tunggal. Bahwa ia tidak memiliki keluarga lagi. Mengapa ia menyembunyikan hal ini dariku?

(Hujan semakin deras, seperti tangisan alam semesta)

Aku menemui ibunya. Yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Ia mengenaliku. Ia menggenggam tanganku erat.

"Lin Wei… ia selalu mencintaimu," bisiknya. "Ia hanya… tidak ingin membebanimu."

Ia sakit parah. Kanker stadium akhir. Lin Wei berusaha mati-matian untuk menyelamatkannya. Sampai-sampai ia berutang pada rentenir. Sampai-sampai ia mempertaruhkan nyawanya.

Aku mengerti sekarang. Mengapa Lin Wei kembali. Bukan untuk membalas dendam. Bukan untuk menuntut keadilan. Ia hanya ingin ibunya tenang. Ia hanya ingin memastikan bahwa ibunya mendapatkan perawatan yang layak.

Aku melunasi semua utangnya. Memastikan ibunya mendapatkan perawatan terbaik.

(Hening sejenak)

Malam itu, aku kembali ke makam Lin Wei. Aku meletakkan kalung perak itu di atas nisannya. Aku berbisik, "Sudah selesai, Lin Wei. Ibumu aman. Beristirahatlah dengan tenang."

Bayangan itu perlahan memudar. Kabut tipis itu perlahan menghilang. Aku merasakan hembusan angin lembut di pipiku. Seperti sentuhan terakhirnya.

Aku akhirnya menemukan apa yang sebenarnya ia cari: bukan balas dendam, tapi kedamaian.

Arwah itu baru saja tersenyum untuk terakhir kalinya…

You Might Also Like: Reseller Skincare Modal Kecil Untung

Share on Facebook

Related Post

There are no other articles with similar categories.